Muhasabah Nafsi. :)


Kebiasaan buruk kita semua: kalau sakit hati atau kecewa pada seseorang, dengan mudahnya kita gambarkan dia sebagai makhluk yang paling menyebalkan, kita preteli semua kebaikan dia, sengaja kita lupakan sederet jasa baiknya, kita umbar yang busuk-busuk tentang dia, dan tanpa sadar kita blusukan mencari pendukung atau orang yang sepikiran agar lebih mantap jaya kita memusuhinya. Saya pun terkadang demikian. Sikap ini selain kekanak-kanakan, ternyata lebih banyak mudharatnya!

Semua orang yang pernah, masih dan akan hadir ke dalam hidupmu pasti berguna. Bukan hanya rezeki, simpati, dukungan, cinta kasih atau kehangatan yang kau dapat dari mereka, tapi juga pelajaran hidup yang sungguh kaya. Jangan hanya mengakui orang sebagai sahabatmu dikala dia baik atau sedang berjaya, tapi kau buru-buru berpaling darinya ketika dia terpuruk, tersaruk perkara atau cemar namanya.

Jika kalian sakit hati atau kecewa, cobalah sampeyan lokalisir biang persoalannya, dengan bijak dan seksama anda persempit titik fokus kejelekan atau kesalahannya: ah, dia hobi ingkar janji, suka lalai, menyepelekan perkara, kurang sensitif, omong seenaknya… 
masyallah, terkadang penyebab sakit hatimu terlalu kecil dan tidak seberapa dibandingkan dengan kehangatan yang selama ini dia berikan, tak setara dengan kekaguman yang tulus dia pancarkan, sikap bersahabat yang membuatmu merasa berarti sebagai teman. Ingat kata kuncinya: batasi scope masalahnya, atau bayangkan dirimu seorang dokter spesialis kulit. Kalau pasien datang dan mengeluhkan jerawatnya, sampeyan hanya perlu beri dia salep, kapsul vitamin atau ramuan masker, tanpa harus memenggal kepalanya, bukan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTARA CINTA, SAHABAT, dan KAMUFLASE KEHIDUPAN...

at the End of September Harmony

Manusia Millenia