A death blow is a life-blow
to some
Who, till they died, did not
alive become;
Who, had they lived, had died,
but when
They died, vitality begun.
Emily Dickinson, 1864.
Terpisahnya ruh dari badan adalah awal kehidupan
bagi sebagian orang
Yang tak pernah merasakan hakekat hidup
sebelum ajal menjelang;
Mereka orang-orang yang mati dalam hidupnya,
tetapi justru
Mulai hidup dalam kematiannya....
*Tadi sore berdebat dengan seorang teman yang notabene terjun ke kelas literature, membiarkanku berjibaku di dunia linguistic, hingga dia menulis sebuah essay, lalu memintaku untuk memberi komen pada essainya: Death is the beginning of another life. bla bla bla...
Memang iya, tapi maknanya lebih dari itu! Orang-orang yang 'mati dalam' hidup adalah mereka yang frustrasi, kecewa, merana, putus asa, sengsara. Maut adalah momen pembebasan bagi mereka. Adakah orang yang 'mulai hidup' setelah ajalnya? Banyak! Edgar Alan Poe atau Vincent van Gogh contohnya. Ketika masih hidup, mereka dinista, dianggap seniman gila, karya-karyanya gagal dan dicap nyeleneh. Justru setelah mati mereka berjaya, karyanya dibahas di mana-mana, jadi koleksi langka dan sangat tinggi nilainya. Begitu pula nasib Socrates yang rela menenggak racun demi menegakkan filosofinya. Setelah mati dia melegenda. Kira-kira begitu tafsir puisi di atas.
Memang iya, tapi maknanya lebih dari itu! Orang-orang yang 'mati dalam' hidup adalah mereka yang frustrasi, kecewa, merana, putus asa, sengsara. Maut adalah momen pembebasan bagi mereka. Adakah orang yang 'mulai hidup' setelah ajalnya? Banyak! Edgar Alan Poe atau Vincent van Gogh contohnya. Ketika masih hidup, mereka dinista, dianggap seniman gila, karya-karyanya gagal dan dicap nyeleneh. Justru setelah mati mereka berjaya, karyanya dibahas di mana-mana, jadi koleksi langka dan sangat tinggi nilainya. Begitu pula nasib Socrates yang rela menenggak racun demi menegakkan filosofinya. Setelah mati dia melegenda. Kira-kira begitu tafsir puisi di atas.
Komentar
Posting Komentar