Kilometer Zero-Nol Kilometer
titik nol di Paris, Perancis.
Akhir-akhir ini ada beberapa kejadian yang membuatku
tersadar satu hal.
"Bahwasannya semua manusia itu akan kembali ke titik nol. Titik balik. Apapun itu."
Pelajaran ini membuat pandangan baru bagi diriku.
Misalnya, ketika kita menghadapi suatu kondisi dimana kita harus memutuskan sesuatu, maka
kembalilah ke titik nol, dimana kita dulu membuat sesuatu itu menjadi ada. Atau
bisa disederhanakan menjadi, apa tujuan awal kita mengadakan sesuatu itu.
Ketika kita melihat seseorang berubah, perubahan yang drastis,
dari segi apapun, sampai kita merasa kita kehilangan mereka, maka kembalilah ke
titik nol, ke diri kita, siapa tahu kita tanpa sadar menyebabkan perubahan itu,
meski mungkin kadarnya kecil sekalipun.
Bila ada masa dimana masalah terjadi, dan semakin hari
semakin rumit, maka kembalilah ke titik nol, siapa tahu kita ikut berkontribusi
membuat rumit masalah, atau malah kita yang menyulut api masalah...
Sederhana,
Ternyata semua ini sederhana sekali. Namun, terkadang
hal yang sesederhana itu sering dilupakan.
Kita lebih sering sibuk memikirkan
hal yang terlalu besar, dampak terlalu dahsyat, atau solusi yang muluk-muluk. Bagaimanapun,
Itulah
manusia, kesederhanaan ternyata tidak cukup untuk membuat manusia mengerti.
Titik nol juga mengingatkanku akan kodrat kita sebagai
manusia.
Bahwasannya setiap manusia pasti akan kembali ke asal muasal kita
dicipta. Tanah.
Bahwa setiap manusia, sekalipun dia atheis atau tidak percaya
Tuhan, pasti ada rasa dimana dia ingin kembali ke titik nol, yaitu ke Penciptanya, dan rasa penghambaan itu akan muncul.
Bahwa setiap makhluk yang bernyawa, pasti akan kembali ke
titik nol, pencipta-Nya yang Esa.
Bahwa seburuk apapun manusia, sebanyak apapun kita berbuat
dosa, pasti ada suatu masa kita akan kembali ke titik nol, titik balik, dimana
kita akan tersadar dengan semuanya. Dan aku percaya itu. Hanya masalahnya,
entah kapan saat itu terjadi.
Nol kilometer.
Dari situ manusia memulai perjalanan, dan disitu pulalah manusia akan mengakhiri perjalanan.
Seperti ketika manusia menjadi bayi, lalu anak-anak, dewasa
dan akhirnya tua, pada masa tua itulah sebagai titik balik manusia, bahwa
manusia akan kembali seperti bayi, dari mulai perilaku sampai emosi.
Seperti ketika para pelancong, yang berjalan jauh
mengelilingi dunia, tapi pasti akan ada suatu waktu, selama apapun itu, mereka
akan “pulang” ke rumahnya.
Sama ketika warga Paris meyakini titik nol kilometer, yang
berharap ketika turis datang dan menginjak titik itu, akan ada masa dimana
mereka kembali ke titik itu.
Ah…ternyata hidup itu sederhana. Semua yang kita lakukan akan kembali ke titik nol. Berkilo-kilo meter kita berjalan, pasti akan kembali ke nol kilometer. Kilometer Zero.
With Love,
Farinda. :)
Komentar
Posting Komentar