Apa yang Kita pelajari dari Hidup dan Kehidupan?

Kita semua tidak bisa memilih ingin lahir dari perangai ibu seperti apa, dari ayah yang bagaimana. Keluarga seperti apapun yang kita miliki saat ini, itulah yang memang menjadi perjalanan hidup kita. Kita memerankan hidup kita masing-masing.

Saat kita enyaksikan orang lain memiliki orang tua yang begitu bijaksana. Kehidupan keluarga yang hangat, dan kita tidak memilikinya. Maka, berjanjilah pada diri sendiri, bahwa kelak ketika kita menjadi orang tua, kita akan menciptakan semua itu untuk anak-anak kita.

Jika saat ini kita menyaksikan teman sebaya kita begitu baik budinya sebab pengajaran orang tuanya. Memiliki pilihan-pilihan hidup yang lebih banyak dan mampu mendiskusikannya dengan orang tua, sementara kita tidak. Maka, berjanjilah bahwa kelak ketika kita menjadi orang tua, kita akan mendidik anak-anak kita dengan sebaik-baiknya. Menjadi orang tua yang bijaksana dan dekat dengan anak-anak. zbisa saling bercerita dan saling terbuka. 

Orang lain telah memulai lebih dulu. Dan kita tidak pernah terlambat. kehidupan memang seperti itu, tidak saling mendahului. Kehidupan itu saling mengajarkan, kita bisa belajar dari kehidupan yang lain untuk kehidupan kita. 

Kita tidak pernah memilih lahir dari keluarga harmonis atau broken home. Dari orang tua agamis atau atheis, dari keluarga kaya atau miskin. Jika semua yang kita saksikan lantas kita bandingkan dengan hidup kita. Maka, kita telah menyakiti diri sendiri. Sibuk meratapi, bukan melakukan perbaikan. Kita telah tidak adil kepada diri sendiri. 

Jika kini kita memiliki semua ini belum baik. Maka, sudah tentu Tuhan melahirkan kita dalam kondisi ini untuk tujuan tertentu. Membuat perubahan salah satunya. Membangun apa yang belum dibangun oleh orang tua kita saat ini. Menciptakan apa yang belum diciptakan dalam keluarga saat ini.

Kita saat ini merasakan bagaimana rasanya menjadi anak dengan kondisi keluarga kita saat ini. Ada yang hidup dalam keluarga harmonis atau tragis. Jika kita tidak belajar apapun dari semua keadaan ini. Anak-anak kita akan mendapatkan hal yang sama dengan apa yang kita rasakan saat ini, Kesedihan, kesepian, ketidak-acuhan, kehangatan, keharmonisan, kemarahan, keterbukaan, dan apapun itu. 

At once, Kita tidak pernah bisa memilih lahir dari ibu yang mana, ayah yang siapa, keluarga yang apa. Peran yang kita masing-masing jalani adalah peran terbaik bagi kita masing-masing. Dan Tuhan percaya bahwa kita bisa memerankan seluruh tugas yang kita miliki. 
Dan, aku?

Aku akan belajar sebanyak-banyaknya dari hidup ini. Aku akan memastikan, jika aku diberi kesempatan dan kepercayaan menjadi orang tua dan memiliki anak-anak. Maka, aku akan menjadi orang tua yang bijaksana. Anak-anak bisa diskusi tentang segala hal. Anak-anak bisa memilih pilihan hidupnya dengan rasa tanggung jawab. Mengajarkan agama sebagai bekal lebih banyak dari yang aku dapatkan saat ini. Memberikan ruang lebih luas daripada yang aku iliki saat ini. 

Aku akan belajar hidup, lebih banyak lagi. 


With Love,
Farinda. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTARA CINTA, SAHABAT, dan KAMUFLASE KEHIDUPAN...

at the End of September Harmony

Manusia Millenia