Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Kilometer Zero-Nol Kilometer

Gambar
titik nol di Paris, Perancis. Akhir-akhir ini ada beberapa kejadian yang membuatku tersadar satu hal.  "Bahwasannya semua manusia itu akan kembali ke titik nol. Titik balik. Apapun itu." Pelajaran ini membuat pandangan baru bagi diriku.  Misalnya, ketika kita menghadapi suatu kondisi dimana kita harus memutuskan sesuatu, maka kembalilah ke titik nol, dimana kita dulu membuat sesuatu itu menjadi ada. Atau bisa disederhanakan menjadi, apa tujuan awal kita mengadakan sesuatu itu. Ketika kita melihat seseorang berubah, perubahan yang drastis, dari segi apapun, sampai kita merasa kita kehilangan mereka, maka kembalilah ke titik nol, ke diri kita, siapa tahu kita tanpa sadar menyebabkan perubahan itu, meski mungkin kadarnya kecil sekalipun. Bila ada masa dimana masalah terjadi, dan semakin hari semakin rumit, maka kembalilah ke titik nol, siapa tahu kita ikut berkontribusi membuat rumit masalah, atau malah kita yang menyulut api masalah... Sederhana, Te...

Perasaan, Hati dan Langit.

Bagian terumit dari sebuah perasaan adalah mengontrolnya. Bicara tentang perasaan, maka kita juga bicara tentang hati, dan bicara tentang hati, pasti tak akan berkesudahan, terlalu panjang dan menarik. Ah hati selalu menarik hati, bukan? Kalian pernah merasakan marah?  Mungkin karena masalah sepele yang seharusnya tidak masalah bagi kita, kita dengan gagahnya marah.  Dan,  Ketika itu kita merasa seperti ada dua hati yang tumbuh dalam tubuh kita, hati pertama ingin kita santai, hati kedua ingin kita marah. Kalian pernah merasakan bahagia?  Mungkin saat itu kita diberikan kenikmatan yang luar biasa dari-Nya, apapun itu, hadiah, kejadian menyenangkan, nilai bagus, atau hal sepele seperti ditelpon orangtua.  Ketika itu, Hati, yang menghasilkan perasaan, akan merasakan bahagia, tapi apa yang terjadi?  Kadang hati kita juga seolah bercabang menjadi dua, yang kanan ingin mensyukuri kebahagiaan kita, yang kiri ingin meminta lebih dan merasa...

Seperti Inikah Kita...?

Pernah kita merasa bersalah? Merasa kalah? Merasa terpojok? Atau bahkan merasa menang? Merasa benar? Saya yakin pasti pernah kan?! Lalu, ketika kita merasakan itu semua, apa yang kita lakukan? Atau lebih tepatnya, apa yang kita katakan? Kalau kita salah, “aku kaya gini juga gara-gara kamu/dia” atau “tadi aku telat karena nungguin dia dandan tuh.” Kalau kita kalah, “ah aku kan sengaja kalah biar kamu ngerasain menang”. atau “coba aja kalo dia ga gangguin aku, aku pasti sudah menang.” atau “ menang udah biasa, sekali-kali kalah gapapa deh.” Kalau merasa terpojok, “aku ga terima kalau begini, dia juga sama posisinya sama aku” Ketika menang, “liat kan, aku emang jago, bagiku mah itu mudah, bisa kan aku?” Merasa benar, “tu kan benar, apa kubilang” atau “pokoknya aku maunya bla bla bla” Adakah salah satu contoh di atas pernah kita ucapkan? Sering? Jarang? Atau bahkan setiap kali merasakan kondisi itu kita selalu mengucapkan kata-kata itu? Ah manusia…unik...
Gambar
Untukmu yang kunanti. :) With Love, Farinda. :) "Janji Alloh mungkin tidak datang dengan segera tapi akan selalu datang dengan pasti." Sekarang.... Aku memang tidak tau keberadaanmu. Tapi aku yakin, kau akan di pertemukan Alloh denganku saat masing-masing kita telah baik di hadapan Alloh. Jika aku menginginkan kau seorang yang baik di hadapan Alloh, maka ijinkanlah aku memperbaiki diriku dengan kebaikan sesuai dengan ketentuan Alloh. Jika aku menginginkan kau memberi cintamu hanya untukku, maka ijinkanlah mulai sekarang aku menjaga hati dan cinta ini hanya untukmu. Jika sekarang aku menginginkanmu menjaga akhlak dan pandanganmu untukku, maka ijinkanlah mulai sekarang aku menjaga akhlak dan pandanganku hanya untukmu. Dan ketika tiba waktunya Alloh untuk mempertemukan kita, indahnya cinta yang terbingkai dengan syurga pernikahan akan menjadi penggenap separuh dari agama ini, ... Kalau boleh aku jujur, penantian panjang ini layaknya malam yang semakin gela...
Di depan fakultas dengan wajah tak karuan menunggu seseorang yang tak kunjung datang, sebel karena dia tak memenuhi janjinya. Namun, segera mereda ketika adek kelas saya lewat menyapa dan meminta saya untuk menemaninya belajar materi UTS.  A: Mba Far, Apa bedanya 'unspeakable' dengan 'unspoken'? Tolong diberi contoh kalimat yang konkret. B: 'Unspeakable' memiliki pengertian 'ekstrim' atau 'luarbiasa' sehingga sulit diperikan alias sulit digambarkan dengan kata-kata. Dalam hal ini orang yg bicara mungkin sudah berusaha menjelaskan apa yang disaksikannya tapi dia tidak bisa. Contoh: "What I witnessed in Sierra Leone was unspeakable brutality." Kata 'unspeakable' bisa diganti dengan undescribable, nameless, atau beyond description.  Orang yang menyaksikan fenomena seperti itu cuma bisa bilang "I'm speechless... words betray me." Lain lagi dengan kata 'unspoken.' Artinya jelas, yaitu 'tak ...

Aku Kau dan Dunia Maya.

Kau tidak perlu menuliskan namaku di bio twittermu, kau hanya perlu menuliskan namaku dalam doa-doamu pada Tuhan . Kau tidak perlu memamerkan kemesraan kita berdua di timeline, cukup kita saja yang tahu seperti apa hubungan kita. Toh kita berdua yang menjalani. Kau tidak perlu terlalu sering meng-sms-kan kata "aku sayang kamu" seakan itu rutinitas, kau cukup mengucapnya dengan tulus, meskipun jarang. Kau tidak perlu memuji perbuatanku di statusmu, aku takut kau juga akan jadi orang yang memakiku di statusmu jika aku khilaf. Kau tidak perlu kasar pada mereka yang mengagumimu via mention, aku takkan marah bila kau ramah. Aku senang kau memiliki pengagum dan masih bersamaku. Kau tidak perlu cemburu jika aku membalas chat dari mereka. Mereka hanya tahu aku sebatas emoticon, kau yang tahu hati aku berada dimana. Kau tidak perlu memberikan aku username dan password social mediamu, dasar dari hubungan kita itu rasa "percaya" bukan? Bukan rasa "c...

ku tetap menanti. :)

Menanti mungkin melelahkan, menanti mungkin hanya bisa dijalani oleh orang-orang terpilih, buktinya hanya sedikit yang mengerti artinya menanti, yang tak sabar kala menanti pasti membawa diri untuk dijajahi.. Sungguh agama islam mengajarkan kita untuk memperbaiki diri dan hati, kala itu disebut penantian dalam menjemput kepantasan, pantasnya disandingkan dengan pribadi dengan kadar kepantasan yang mungkin sama. Menanti tak banyak yang mengerti mampu menjaga diri, menanti selalu memiliki dinding kaca tebal, dapat dilihat namun tak dapat disentuh, dan yang bisa menembus dinding itu hanya kepantasan, siapa yang menembus ketebalan penantian seseorang memiliki kepantasan yang sama tebalnya dengannya. Yang membentengi penantiannya dengan iman maka yang datang menjemputnya juga dengan keimanan. Sungguh besar arti sebuah penantian. Yang sedang menanti, Dengan Cinta, Farinda. :) 
Malam ini, 22:22 WIB Buya tetiba sms, seingat-ku kami terakhir sms-an kemaren lusa. Entahlah tak ada angin tak ada hujan, seperti biasa-lelaki terhormat yang paling kusayangi kedua setelah Abah-mewartakan sesuatu yang menjadi dilemma hati saya. Selalu, perhatian tulusnya yang mengerti hujannya didalam hati ini, menjadikan pelangi indah didalamnya. Sedikit saya rubah bahasanya-dari Buya bahasa Jawa menjadi English and Indonesia-dengan tanpa menghilangkan makna asli didalamnya. ... Don't waste your lifetime trying to explain why you love someone and remain faithful. Be grateful if you fail to define, describe or justify your innermost feelings because the deepest love is eternally shrouded in mystery; it defies human rationality. Stop trying to feed your curiosity; you'll forever be mired. Try to remain stupid and blissfully innocent: the moment you understand your feeling, you lose its fascination. ... Jangan sia-siakan umurmu untuk menjelaskan mengapa kau mencintai ses...
A death blow is a life-blow   to  some    Who, till they died, did not   alive become;    Who, had they lived, had died,     but when    They died, vitality begun.    Emily Dickinson, 1864. Terpisahnya ruh dari badan adalah awal kehidupan bagi sebagian orang Yang tak pernah merasakan hakekat hidup sebelum ajal menjelang; Mereka orang-orang yang mati dalam hidupnya, tetapi justru Mulai hidup dalam kematiannya.... *Tadi sore berdebat dengan seorang teman yang notabene terjun ke kelas literature, membiarkanku berjibaku di dunia linguistic, hingga dia menulis sebuah essay, lalu memintaku untuk memberi komen pada essainya: Death is the beginning of another life . bla bla bla... Memang iya, tapi maknanya lebih dari itu! Orang-orang yang 'mati dalam' hidup adalah mereka yang frustrasi, kecewa, merana, putus asa, sengsara. Maut adalah momen pembebasan bagi mereka. Adakah orang yang 'mulai hid...
... Bagaimana perasaan kita saat kita tahu bahwa orang yang kita kira tidak peduli sama sekali kepada kita adalah orang yang paling sering menyebut nama kita didalam doanya. Bagaimana perasaan kita saat kita tahu orang yang menulis begitu dalam dan indahnya, dan kita kira untuk orang lain, ternyata untuk kita. Bagaimana perasaan kita saat kita tahu orang yang sering bersikap dingin kepada kita adalah orang yang paling dalam memendam perasaannya kepada kita. Bagaimana perasaan kita saat kita tahu bahwa orang yang kita benci adalah orang yang paling sabar menghadapi kita. Bagaimana perasaan kita saat kita tahu orang yang menyuruh kita pergi adalah orang yang paling takut kehilangan kita. Bagaimana perasaan kita saat kita tahu orang yang kita kira meninggalkan kita adalah orang yang paling ingin kita bahagia, Bagaimana perasaan kita saat kita tahu? via: Kurniawangunadi

Muhasabah Nafsi. :)

Kebiasaan buruk kita semua: kalau sakit hati atau kecewa pada seseorang, dengan mudahnya kita gambarkan dia sebagai makhluk yang paling menyebalkan, kita preteli semua kebaikan dia, sengaja kita lupakan sederet jasa baiknya, kita umbar yang busuk-busuk tentang dia, dan tanpa sadar kita blusukan mencari pendukung atau orang yang sepikiran agar lebih mantap jaya kita memusuhinya. Saya pun terkadang demikian. Sikap ini selain kekanak-kanakan, ternyata lebih banyak mudharatnya! Semua orang yang pernah, masih dan akan hadir ke dalam hidupmu pasti berguna. Bukan hanya rezeki, simpati, dukungan, cinta kasih atau kehangatan yang kau dapat dari mereka, tapi juga pelajaran hidup yang sungguh kaya. Jangan hanya mengakui orang sebagai sahabatmu dikala dia baik atau sedang berjaya, tapi kau buru-buru berpaling darinya ketika dia terpuruk, tersaruk perkara atau cemar namanya. Jika kalian sakit hati atau kecewa, cobalah sampeyan lokalisir biang persoalannya, dengan bijak dan seksama an...
Selalu senang dengan puisi bapak Taufik Ismail yang ini. :’) Kalau engkau tak mampu menjadi beringin.. yang tegak di puncak bukit Jadilah belukar Tetapi belukar yang baik yang tumbuh di tepi danau. Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar.. Jadilah saja rumput Tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan. Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya.. Jadilah saja jalan kecil Tetapi jalan setapak yang membawa orang ke mata air Tidaklah semua menjadi kapten Bukan besar kecilnya tugas Yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu Tentu harus ada awak kapalnya jadilah saja dirimu.. Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri Kehidupan ini ibarat bangunan yang terdiri dari batu bata, semen, pondasi, rangka besi, atap, paku dan lain sebagainya. Semua itu diperlukan, untuk menjadikan bangunan kokoh Maka dari itu.. Peran antara paku dan batu bata serta bahan lainnya adalah SAMA... Jika peran kita menjadi paku.. Jadilah paku yang baik Agar {kehidu...
Banyak diam membuat salah paham, Apakah cinta harus selalu terucap? Jika kita tak pernah mengatakan “aku sayang padamu”, “aku mencintaimu”, bukan berarti kita benci, bukan? Apakah ikhlas selalu terlepas dari lisan? Jika kita tak pernah mengatakan, “aku ikhlas”, “aku rela”, bukan berarti kita tidak ikhlas, bukan? Apakah doa harus selalu tersampaikan? Jika diam-diam aku mendoakanmu, tak pernah kusampaikan apa isi doaku, atau mungkin kau tak tahu aku berdoa untukmu, bukan berarti aku tidak mendoakanmu, bukan? Apakah tak bertanya kabar berarti lupa? Jika suatu saat kita terpisah jarak, aku tidak bertanya, “apakah kau baik-baik saja?”, bukan berarti aku lupa, bukan? ah…D.I.A.M memang terkadang membuat salah paham.

Manusia Millenia

Dia sederhana...  Sesederhana pemikirannya,  Sesederhana penampilannya,  Sesederhana tutur katanya. Dia seperti malaikat bagi orang lain.  Selalu datang ketika dibutuhkan.  Entah itu jauh atau dekat, dia selalu ditakdirkan menjadi malaikat.  Entah marah atau tidak, dia selalu menjadi super hero.  Baginya, manusia itu harus saling tolong menolong.  Tak peduli bagaimana perasaan dia,  Sederhana bukan? Dia juga punya tanaman,  Seperti layaknya makhluk hidup, tanamannya terus tumbuh subur.  Kadang kesuburannya tidak wajar.  Terlalu subur membuat dia tidak nyaman.  Dia harus menyiangi tanamannya itu, memberinya pupuk, menjaganya agar tidak mati.  Kadang dia juga merasa terseok mengurus tanaman itu.  Tapi tetap, dia masih menjadi malaikat bagi orang lain.  Sekalipun tanamannya mulai menganggu. Dia juga terkadang bimbang. Karena terlalu dalamnya dia memerankan diri menja...

Apa yang Kita pelajari dari Hidup dan Kehidupan?

Kita semua tidak bisa memilih ingin lahir dari perangai ibu seperti apa, dari ayah yang bagaimana. Keluarga seperti apapun yang kita miliki saat ini, itulah yang memang menjadi perjalanan hidup kita. Kita memerankan hidup kita masing-masing. Saat kita enyaksikan orang lain memiliki orang tua yang begitu bijaksana. Kehidupan keluarga yang hangat, dan kita tidak memilikinya. Maka, berjanjilah pada diri sendiri, bahwa kelak ketika kita menjadi orang tua, kita akan menciptakan semua itu untuk anak-anak kita. Jika saat ini kita menyaksikan teman sebaya kita begitu baik budinya sebab pengajaran orang tuanya. Memiliki pilihan-pilihan hidup yang lebih banyak dan mampu mendiskusikannya dengan orang tua, sementara kita tidak. Maka, berjanjilah bahwa kelak ketika kita menjadi orang tua, kita akan mendidik anak-anak kita dengan sebaik-baiknya. Menjadi orang tua yang bijaksana dan dekat dengan anak-anak. zbisa saling bercerita dan saling terbuka.  Orang lain telah memulai lebih dul...
Rentang waktu terkadang membuat kita lupa bahwa kita semakin dewasa Rentang waktu terkadang membuat kita lupa bahwa kita telah melanggar titah Yang Kuasa Rentang waktu terkadang membuat kita sadar bahwa kita hanya manusia yang tak punya apa-apa selain jasad yang tak berguna dan, Rentang waktu terkadang membuat kita sadar bahwa Tuhan tidak melihat harta dan rupa . Engkau dibisiki bahwa hidup adalah kegelapan Dan dengan penuh ketakutan Engkau sebarkan apa yang telah dituturkan padamu penuh kebimbangan Kuwartakan padamu bahawa hidup adalah kegelapan jika tidak diselimuti oleh kehendak Dan segala kehendak akan buta bila tidak diselimuti pengetahuan Dan segala macam pengetahuan akan kosong bila tidak diiringi action Dan segala action hanyalah kehampaan kecuali disertai dengan cinta Maka bila engkau beraktifitas dan atau bekerja dengan cinta Engkau sesungguhnya tengah menambatkan dirimu Dengan wujudnya kamu, wujud manusia lain Dan wujud Tuhan. With Love Farinda. :)...