Ini untukmu, Wahai Saudarikuu.
Malam, penat akan aktivitas, dan lelah akan pikiran,
tentangmu.
Sudah hampir seminggu aku merasa ada yang aneh dengan dirimu.
Kamu
lebih pendiam, tidak ceria seperti biasanya, tidak bersahabat seperti yang
biasa kau lakukan, ya…kau berbeda! Dan kami tahu itu!
Kami bingung, sungguh bingung. Sesaat kami sadar kamu
berubah, kami berusaha mendekatimu, menanyakan kabarmu, tapi…kamu malah diam,
tidak merespon, dan menghindar dari kami.
Hei! Kami ini bukan cenayang yang
bisa menebak pikiran orang. kami ini manusia, kalau kamu tidak bilang ada apa,
ya kami tidak tahu ada apa sebenarnya.
Saat ini kami hanya bisa menebak. Tebakan kami pasti salah,
atau ada yang mendekati kebenaran, atau malah benar. Kami tidak tahu. Kami akan
tetap tidak tahu kalau kamu terus diam
Hei! Kamu bahagia melihat kami
menghabiskan sebagian waktu untuk berspekulasi ada apa denganmu?
Bahagia ketika
kami harus berusaha menghadirkan pikiran positif sementara pikiran negatif tak
kalah kuat meyapa,
Bahagia?
Ukhuwah kita terjadi secara alami, dengan cara yang indah,
dan InsyaAlloh di ridhoi oleh-Nya. Mungkin selama kita bersaudara, banyak
kata-kata kami yang membuatmu tak nyaman, tingkah laku kami yang membuatmu
harus menjauh, atau mungkin cara kami berukhuwah membuatmu tak suka. Tapi asal
kau tahu, kami berusaha menjadi saudara sebaik yang kami bisa, menyediakan
waktu seluang yang kami mampu, bisakah kau rasakan itu?
Aku ingin memberi tahumu satu hal, kalau kau merasa sendiri,
percayalah, doaku, doa kami selalu menemanimu. Doa Robithah yang selalu aku lantunkan
di setiap selesai sholat, di setiap dzikir pagi, itu untukmu, untuk
saudara-saudaraku. Kalau kau masih tetap merasa sendiri, mungkin doaku yang
sederhana ini belum bisa menjadi obat bagi kesendirianmu. Itu artinya, aku
harus berdoa lebih kuat lagi. :)
Kamu...
Iya kamu, aku sungguh rindu kamu yang dulu, bercanda denganmu, bercerita banyak hal tentang kita, merangkai mimpi bersama, berjuang bersama di jalan-Nya, bahkan kita pernah menangis bersama. Kamu ingat?
Iya kamu, aku sungguh rindu kamu yang dulu, bercanda denganmu, bercerita banyak hal tentang kita, merangkai mimpi bersama, berjuang bersama di jalan-Nya, bahkan kita pernah menangis bersama. Kamu ingat?
Saudariku yang kucintai karena-Nya,
Kumohon bebricaralah…aku sungguh rindu mendengar suaramu yang lembut itu. Berbicara-lah walau sepatah kata, tentang perasaanmu pada aku, pada kami, yang mungkin membuatmu jadi begini.
Kumohon bebricaralah…aku sungguh rindu mendengar suaramu yang lembut itu. Berbicara-lah walau sepatah kata, tentang perasaanmu pada aku, pada kami, yang mungkin membuatmu jadi begini.
“aku memang bukan orang yang sempurna, tapi aku berusaha mencintai dengan cara yang sempurna”
With Love
Farinda. :)
Farinda. :)
Komentar
Posting Komentar