Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Kuncinya Mengaji Al-Qur'an

Gambar
Wasiat Almaghfurlloh Mbah Arwani Al-Hafidz Kuncine Ngaji Al Qur'an iku ono Telu : 1. Ojo nyawang sopo Gurune 2. Ora usah isin karo umur 3. Suwe waktune ... Ora gelem ngaji Al Qur'an mergo pangkat/kedudukan gurune luwih rendah ? Gusti Kanjeng Nabi Muhammad SAW iku Muride malaikat Jibril as ing babakan Wacan Al Qur'an. Beliau SAW ora isin ngaji Al Qur'an (musyafahah) marang malaikat Jibril as senajan secara pangkat derajat/kedudukan malaikat Jibril as iku luwih rendah. (Tidak boleh ada lagi alasan tidak mau mengaji al Qur'an karena kedudukan guru lebih rendah. Nabi Muhammad SAW saja tidak malu mengaji alquran kepada malaikat jibril walaupun derajat Rasululloh jauh diatas malaikat Jibril) Males ngaji Al Qur'an mergo umur wis Tua ? Gusti kanjeng Nabi Muhammad SAW iku mulai ngaji Al Qur'an marang malaikat Jibril as umur 40 Tahun. (Tidak boleh ada lagi alasan tidak mau mengaji Al Qur'an karena umur sudah tua. Nabi Muhammad saja ...

No Pain No Gain, Gan! ^^

Saya termasuk orang yang berprinsip "no pain no gain" . Apa pun keinginan dan tujuan kita, selalu butuh proses dan "sakit" dulu. Mau hidup sehat, tapi tidak mau capek olahraga atau menjaga pola makan, malah memilih obat pelangsing atau sedot lemak, menunjukkan kita sebagai makhluk instan. Tidak mau susah, tapi mau hasil yang cepat. Seperti halnya mie instan: cepat, enak, tapi tidak sehat. Padahal sejatinya hidup adalah berproses . Sejak bayi kita tidak langsung bisa berdiri atau cari makan sendiri seperti beberapa bayi binatang. Artinya Tuhan memang menyuruh manusia untuk berjuang, berusaha keras demi mencapai tujuannya. Lihatlah bayi yang tidak kenal menyerah demi bisa tengkurap, duduk, berdiri, berjalan. Awalnya seperti mustahil, tapi jika dilakukan secara rutin, hasilnya sangat luar biasa, mereka bisa berjalan bahkan berlari. Orang hebat, menurut saya, adalah orang yang konsisten. Orang konsisten mampu mengatasi beratnya memulai, bertahan dalam rasa...
Sekali lagi saya melihat fitnah yang cukup mampu mengotori hati. Para pembuat fitnah yang hobinya merekayasa segala hal dan mengorek-orek (menggali hingga tak bersisa celah kebaikan sedikitpun) kesalahan orang lain mungkin sudah siap dengan kaplingan luas mereka di neraka. Yah, Mungkin... Lalu yang saya  sayangkan  adalah mereka yang berhati baik, ibadah sembahyangnya rajin, shodaqoh lancar, bertutur sopan, berperilaku santun    malah  yang ikut-ikutan menyebarkan fitnah tersebut, yang akhirnya menjalar ke mana-mana, lalu sampai ke jutaan orang, dan mengotori hati kita semua. Tidakkah mereka tahu fitnah yang mereka sebar seenaknya dengan penuh kebencian tanpa klarifikasi itu laksana najis yang mereka bagikan ke saudara-saudaranya, lalu mengendap di hati mereka semua. Beribadah sambil membawa najis di hati, bukankah itu penghinaan seorang hamba kepada Tuhannya?
Kagum itu manusiawi, sedang ikhlas melepas itu pilihan!  (I think) You may know, aku pernah membayangkan kita bisa membangun hari kedepan bersama, memasuki mahligai emas rumah tangga berdua, menghadapi arus kehidupan berdua, menjalani detik demi detik pada menit menuju jam berbagi dengan bulan bulan hingga tahun dimana salah satu kita menghembuskan nafas terakhir. Kurasa itu lumrah sekali dan terjadi hampir pada semua orang yang berakal sehat, kagum akan sosok lelaki sholeh, bijak penuh santun, cerdas namun tetap rendah hati, dan berjiwa pemimpin sepertinya.  Tapi, aku tahu, aku tak mau mendahului Engkau atas perkara ini Aku bukan pendongengboneka tangan yang bisa menentukan sendiri jalan cerita ini atas kehendakku Aku pun tak menjamin apakah rasa ini benar-benar nyata walau sudah sekian lama hinggap di relung terdalamnya, hati.  Aku pikir-mungin kau juga-bahwasanya kita punya jalan cerita masing-masing untuk menjemput masa depan. (Meski berat tap...
Suatu pagi di sebuah kota metropolitan, sang ayah-yang telah banyak makan garam-seorang sufi terkenal di dunianya, menasihati seorang putri tercintanya, terekam nasihat si abah (panggilan kesayangan sejak belia) yang selalu terngiang di benak sang putri hingga beranjak dewasa,  "Nduk, semakin kamu membenci seseorang, semakin sengit pula kamu menunjukkan rasa tidak senang, maka semakin terlihat bahwa peringkat kalian tidak jauh berbeda: sama jeleknya. Segala buruk sangka dan ikhtiar untuk membalas kesumat akan menjatuhkanmu pada level yang sama hinanya dengan dia. Jika kamu benar-benar benci dan tidak suka, diamlah. Dan kalau kau punya ketegaran jiwa, maafkanlah. Memaafkan tak harus berarti membebaskan dia dari dosa-dosanyanya, membuang iblis dari pikiranmu, itulah tujuan yang lebih utama. Semoga Alloh menganugerahimu keluhuran ikhlas dan keluasan ruang memaafkan untuk siapapun orang yang telah memporak porandakan hati dan pikiran baikmu." Barakallohu Abi ...
Cinta tidak mengajari kita lemah.  Dan, pengabdian tak membuat kita hina, Hanya kecintaan diri dan dunia  Yang senantiasa menghembus mantra Membuat setia menikmat perihnya jiwa. Gantungkan cintamu Pada Sang Maha Tinggi tak ada lagi lutut terkulai lunglai meratapi hati yang sangsai.  With Love, Farinda. :)
Hatiku tak izinkanku untuk  terlalu  mencintaimu Lisanku tak izinkanku untuk  terlalu  memujamu Karena kabut masih menggebuh Pada pagi – pagi jingga biru Karena aku tak tahu Apakah  engkau yang halal bagiku Yang akan membimbing pada Surga-Nya untuk malaikat – malaikat kecilku Yang akan temani malam – malam merah jambuku Yang akan menjadi sandaran bahuku Yang akan menjama duka harapku Yang akan terus bersamaku Diantara senyap dan ramaiku Sepiku tak izinkanku untuk  terlalu  merindumu Otakku tak mengizinkanku untuk  terlalu  memikirkanmu Karena aku tak tahu Apakah engkau yang tertulis dalam kitab takdirku Yang akan tetap di sampingku Kala senja kendurkan otot dan syarafku Yang akan menamparku Kala syithan palingkan kiblatku Atau dunia palingkan niatku Maafkan aku karena Tuhanku belum izinkanku Untuk tertunduk padamu, Tapi, bagiku, kamu adalah pasang yang tak pernah surut dihadapan do'a, yang ...
"Ruh-ruh laksana pasukan yang sedang dikerahkan. Maka, sejauh mana mereka saling mengenal, sejauh itu pula mereka akan saling bersatu. Dan, sejauh mana mereka tidak saling mengenal, sejauh itu pula mereka akan saling berselisih." (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud, dikutip dari Taman Orang-Orang yang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu, karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah) #TentangCinta With Love, Farinda. :)       
Nantinya, Kita tak perlu membaca buku yang sama. Aku memahami cara berpikirmu, bukan dia yang menulis buku di hadapanmu itu. Nantinya, Kita tak perlu menikmati jenis masakan yang sama. Bukankah di dunia ini memang begitu banyak bumbu? Nantinya, Kita tak perlu jatuh cinta pada langit yang sama. Pagi atau senja, sama-sama cantiknya, bukan? Nantinya, Kita pun tak perlu jatuh cinta pada Bumi yang sama. Sebab, baik timur maupun barat, sama-sama dalam kuasa-Nya. Nantinya, Kita tak perlu sibuk dengan hobi yang sama. Kau tahu, bahagia itu memang timbul dengan banyak cara. Nantinya, Kita tak perlu menikmati kopi dengan cara yang sama. Kopimu tawar tanpa gula. Dan Aku, sebaliknya. Bahkan, tak perlu suka keduanya. Bisa jadi, kau justru membencinya. Never mind, Tidak masalah. Nantinya, Kita pun tak perlu selalu satu suara. Ada kalanya suarakulah yang kau tinggikan, meski kecenderunganku pada perasaan, bukan rasionalitas. Nantinya, Kita...

OLEH-OLEH Syeikh Najih Ibrahim. :)

Disarikan dari “Madarijus Salikin” (Jenjang Spiritual), karya Ibnul Qayyim Al-Jauziah, disampaikan oleh seorang cendekiawan muslim terkemuka (Syeikh Najih Ibrahim) di belahan dunia Arab, ditulis dengan bahasa sendiri. Hati.  Hati kita, fitrahnya, berjalan menuju Alloh dan negeri akhirat. Dengan hati, kita menyingkap kebenaran dan kebathilan, membedakan mana nafsu dan mana nurani, menyingkirkan segala duri dan jebakan di sepanjang jalan kehidupan dengan cahaya, vitalitas, kekuatan, kesehatan, dan kesungguhan tekadnya. Hati yang demikian adalah hati yang hidup, hati yang selamat. Dan, Hanya hati yang hidup yang akan mencapai kesempurnaannya, yaitu hati yang mendapatkan ketenangan, kesenangan, dan kebahagiaan. Lalu, Bukankah itu hakikat dari semua yang manusia cari dalam kehidupan, di zaman apapun? Namun, ada LIMA hal yang dapat menghambat hati untuk berfungsi dengan sempurna, bahkan merusaknya. Terlalu Banyak Bergaul. Terlalu banyak bergaul dalam hal kejelekan a...

Bolehkah, Aku Menitipkan Sesuatu Padamu?

Aku ingin menitipkan sesuatu, boleh? Bersama angin yang membiarkannya tersemai subur,  Bersama air yang mengalirkannya jernih, Bersama hujan yang meresapkannya kuat-kuat mencengkeram Bumi, Bersama langit yang menyimpan deru deram harapan penduduk Bumi. Aku ingin menitipkan sesuatu, boleh? Bukan. Bukan aku yang memilih menitipkan ini padamu, Tapi Dia, Sang Maha Mengambil Segala Titipan. Bukan. Bukan aku yang mempercayakan titipan ini padamu, Tapi Dia, Yang Maha Menggenapkan yang ganjil, dengan sebaik-baik cara. Bukan. Bukan hendak bermaksud memberatkan pundakmu tersebab titipan ini, Tapi Dia, hanya ingin tunjukkan bahwa engkau adalah lelaki pilihan yang pantas diserahi titipan ini. Aku, Aku ingin menitipkan sesuatu, boleh? Menitipkan masa depan, Menitipkan duniaku dalam genggamanmu, Menitipkan akhiratku dalam hati jernihmu, Menitipkan separuh hati yang barangkali sempat tak berbentuk, Menitipkan anak-anak-ku, Menitipkan keluarga-ku, Menitipka...
“Kita pasti akan bertemu dengan jodoh kita. Tinggal kita memilih jalan mana yang hendak kita lalui. Engkau Ali, aku jatuh hati padamu sedari dulu. Namun sebelum itu, aku telah mencintai Allah lebih dari apapun. Aku percaya, bahwa apa yang Allah rencanakan untukku adalah yang terbaik. Aku Fatimah, memang jatuh hati padamu, berkali-kali. Namun izinkan aku untuk selalu mengheningkannya. Hingga kelak, biarlah Allah yang menyampaikannya kepada hati yang tepat. Entah engkau, entah siapa." Source :  Fathimah - Ali Perkara hati, urusan cinta, perihal rasa, semuanya. Doa yang dimohonkan diam-diam, perasaan yang berkecamuk terpendam, bahkan mungkin ada tangis sedu sedan yang tertahan, semuanya. Menggaungkan doa dan memantaskan diri mungkin jawaban bijak atas segenap harap dan cemas yang terus berkelindan. Bukan sekedar bertanya, “Siapa? dan Kapan?” Sebab, entah engkau, entah siapa. Siapapun engkau, siapapun dia. Jika surat cinta itu engkau sampaikan langsung pada-Nya, tak per...
Saya selalu suka puisi Rumi ini, Aku bukanlah orang Nasrani, Aku bukanlah orang Yahudi, Aku bukanlah orang Majusi, dan Aku bukanlah orang Islam. Keluarlah, lampaui gagasan sempitmu tentang benar dan salah. Sehingga kita dapat bertemu pada “Suatu Ruang Murni” tanpa dibatasi berbagai prasangka atau pikiran yang gelisah.
Dalam beragam manusia yang datang dalam hidup kita . Mesti ada seorang yang bersungguh sungguh , yang akan jaga hati kita. Mesti ada s e orang yang perhatikan kita dalam diam, dan mesti ada seorang yang mendoakan kita dalam diam.  
" Wanita bukan layang-layang Dimana kau bisa tarik ulur perasaannya Wanita juga bukan ikan di kolam pemancingan Dimana kau bisa mengumpan, menarik, lalu melepaskannya begitu saja. Jangan berikan harapan, kalau tak akan memberikan kepastian. Jangan berikan pujian, kalau akhirnya menyakitkan Jangan berikan janji, kalau itu akan kau khianati Bagi wanita, Hadiah terindah adalah kesetiaanmu Kado terindah adalah maharmu Kabar terindah adalah kepastian lamaranmu Moment terindah adalah akad nikahmu Semoga semua wanita yang membaca tulisan ini mendapatkan jodoh seorang lelaki yang sholeh, baik dan bertanggung jawab. Aamiin. Kalau pilih istri asal cantik, belum tentu membuatmu bahagia. Justru kecantikannya malah bisa dinikmati lelaki lain. Kalau pilih istri asal anak orang kaya, belum tentu sejahtera. Karena tanpa iman kekayaan malah mempertinggi ego dan berat untuk taat. Kalau pilih istri asal satu hobi belum tentu langgeng. Karena dibalik persamaan banyak j...
Gambar
"Jika engkau mengharapkan keshalihan hatimu, atau hati anak, saudara dan siapapun yang kau harapkan kebaikan hatinya. Maka tempatkanlah mereka di taman-taman Al-Quran bersama para pecinta Al-Qur’an. Mau ataupun tidak niscaya Alloh akan memberikan kebaikan pada [hatinya]."    -Imam Syafi’i-   Ciptakan taman-taman al-Qur’an di sekitar kita, minimal di dalam keluarga kita sendiri adja dulu. :)  
"Setiap kata dan kalimat yang terungkap dari mulut kita, adalah inspirasi bagi yang lain, bisa jadi positif ataupun negatif. Perkataan yang positif setidaknya mengandung tiga ciri: membuat orang lebih dekat pada Alloh, mendorong orang giat beramal sholeh, dan kata-kata yang mencerminkan identitas diri sebagai muslim maupun muslimah. (sebuah inspiriasi dari QS. Fushilat :33)"