Kagum itu manusiawi, sedang ikhlas melepas itu pilihan!
(I think)
You may know, aku pernah membayangkan kita bisa membangun hari kedepan bersama, memasuki mahligai
emas rumah tangga berdua, menghadapi arus kehidupan berdua, menjalani detik demi detik pada menit menuju jam berbagi dengan bulan bulan hingga tahun dimana salah satu kita menghembuskan nafas terakhir.
Kurasa itu lumrah sekali dan terjadi hampir pada semua orang yang berakal sehat, kagum akan sosok lelaki sholeh, bijak penuh santun, cerdas namun tetap rendah hati, dan berjiwa pemimpin sepertinya.
Tapi, aku tahu, aku tak mau mendahului Engkau atas perkara ini
Aku bukan pendongengboneka tangan yang bisa menentukan sendiri jalan cerita ini atas kehendakku
Aku pun tak menjamin apakah rasa ini benar-benar nyata walau sudah sekian lama hinggap di relung terdalamnya, hati.
Aku pikir-mungin kau juga-bahwasanya kita punya jalan cerita masing-masing untuk menjemput masa depan.
(Meski berat tapi harus dibahasakan juga)
Yang pasti mengikhlaskan adalah cara terbaik untuk melanjutkan hidup kedepan untuk cinta yang sesungguhnya cinta.
Mulai detik ini, tak ada lagi kata menunggu rasa yang tak pasti
Sebab, aku tahu kau pun tahu cinta yang pasti hanyalah milik Sang Illahi
Kita hanya perlu ikhlas menerima ketentuan-Nya.
Dan,
Terimakasih tanpa kau sadari , kau sudah mengajarkanku banyak hal, perihal ikhlas, sabar dan kuat.
Saat tak sengaja kau membaca tulisan singkat ini, yakinlah aku sudah menjadi wanita yang tegar bak karang di samudera luas yang siap menggapai cinta yang lebih baik yang sudah dipersiapkan oleh-Nya, dalam kondisi dan waktu yang tepat menurut-Nya.
With Love,
Farinda. :)
Komentar
Posting Komentar