Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2014
Kenapa orang gemar mengekspos kemesraan di media sosial?  Karena mereka ingin berbagi suka?  Karena tak kuasa menahan desakan watak extrovertnya? Karena ingin meleceh orang yang pernah bikin mereka kecewa?  Bukan. Karena mereka belum sepenuhnya bahagia.  Boleh jadi mereka bahkan tidak memahami apa itu bahagia.  Karena ‘bahagia’ tak pernah kekal hadir di dalam hati mereka,  jadinya mereka salah tingkah dan ribet sendiri. 
Ada tujuh milyar manusia di bumi ini, kadang aku berpikir kenapa Tuhan memilih hatiku untuk ditempatkan disebelahmu yang tak bisa kulihat sewaktu-waktu. Ah, tapi tenang saja, toh kita tidak hidup di jaman medieval dimana kerinduan harus diretas oleh surat yang harus menyeberangi lautan. Kerinduan kita hanya perlu ditanggulangi dengan jempol yang mengetik di layar handphone atau di muka keyboard laptop, saling menyemangati ketika pagi datang, saling mendoakan ketika malam tiba. Berhentilah mengutuk kenapa kita berdua hidup di kota yang berbeda, dan mulailah men-syukuri betapa setiap perjumpaan adalah indah adanya, meski singkat. Satu-satunya hal yang kubenci hanyalah tidak bisa menjagamu, tapi aku yakin Tuhan tidak pernah tidak melindungimu. Tenang, aku berusaha menjaga janji yang kita berdua pernah ikrarkan, aku harap kamu pun begitu. Jarak terjauh kita adalah 'waktu', tabungan terindah kita adalah 'rindu'.  Percayalah, Aku akan memelukmu dalam doa-doaku, disetiap su...
Gambar
*pesan pribadi via ponsel, satu menit setelah buya mengirimkan pesan pribadinya. beliau, kakak beradik yang tak pernah sedikitpun mengalihkan perhatiannya untuk saya, yang selalu mengerti akan diri ini. terutama ABAH, ayahanda tersayang, lelaki yang amat sangat saya cintai.* ... Quote Abah. :) Define your own happiness. Create your own success. Stop following people’s footprints. Those who walk ahead may mislead you and worse still, they may get lost themselves. "Berhentilah menjadi peniru. Buanglah kebiasaan mengikuti jejak kaki orang. Dan jangan terkecoh oleh tipu daya dunia. Orang yang gemar mempertontonkan kesuksesannya sejatinya belum paripurna meraih bahagia. Mereka yang suka tatap kekagumanmu pasti juga peniru. Kesuksesan sejati ada pada rasa syukur dan kemampuan berdamai dengan diri sendiri."
Gambar
... "Tenang saja, ketika sesuatu yang kita anggap baik berakhir,  ketika kita kehilangan seseorang yang kita nilai spesial,  ketika sebuah kesempatan emas hilang.  Maka, tenang saja,  akan datang sesuatu pengganti yang lebih baik,  lebih istimewa,  pun kesempatan emas lainnya. Pastikan saja syaratnya dipenuhi: bersabar. Bagi orang-orang bersabar,  selalu datang hal-hal baik sebagai pengganti hal-hal sebelumnya. " Quote Buya. :) Magetan, 22.22 WIB

ANTARA CINTA, SAHABAT, dan KAMUFLASE KEHIDUPAN...

ini adalah bagian dari mozaik hidup yang terangkai dari banyak insan yang menghela nafas di depanku, saat ini, iya pagi ini.  Maaf bila tak sesuai dengan persepsi, hati, dan hidup kalian,  Hanya sebuah tulisan dari tinta kehidupan yang kucerna dengan tempurung kepalaku,  hasil ramuan iman dan ilmuku yang masih dangkal. ... CINTA sebuah tema yang klise untuk dituangkan dalam sebuah tulisan. Tapi entahlah hari ini saya ingin menulisnya. Bukan karena saya lagi sedang jatuh cinta teman. Tapi, karena banyak hal yang membingungkan tentang cinta yang menyapa hari-hari saya. Cinta adalah fitrah setiap manusia. Semua orang punya cinta di hatinya. Cinta pada orang tua, keluarga, pendidikan dan pekerjaan yang sedang digeluti sekarang, pada diri sendiri, dan lawan jenis. Semua orang menyelaminya. Termasuk saya dan kalian. Iya bukan? Ada banyak hal yang saya alami selama saya memasuki dunia mahasiswa. Sebuah dunia baru yang kata orang adalah zona kaum terpelaja...
Mungkin lebih baik kita berpisah sementara, sejenak saja menjadi kepompong dan menyendiri Berdiri malam-malam, bersujud dalam-dalam Bertafakkur bersama iman yang menerangi hati Hingga tiba waktunya menjadi kupu-kupu yang terbang menari Melantun kebaikan di antara bunga, menebar keindahan pada dunia Semoga akhir penantian adalah   kebahagiaan.  :) Disadur dari buku SallimA. Fillah, Ma'had Sabilurrosyad, 17 Juni 2014 with love :) Farinda. 

mutiara al-hadits

Merenungi kembali hadis ini:   "ثَلاَثٌ مُهْلِكَاتٌ : هَوًى مُتَّبَعٌ ، وَشُحٌّ مُطَاعٌ ، وَ إِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ"   "Tiga perkara yang membinasakan: hawa nafsu yang dituruti, sukh yang ditaati & kebanggaan seseorang terhadap dirinya ('ujub)." HR. Thabrani. Apakah sukh itu? Kekikiran, yakni sifat rakus yang disertai kekikiran.  Mungkin ia memberi, tetapi dalam rangka meraup sebanyak-ba nyaknya. Wallahua'lam bisshowaab

Buat Seluruh Kaum Adam di Belahan Dunia~

Hasil halaqoh dengan Romo Kyai Marzuqi Mustamar Masjid Nur Ahmad, 16 Juni 2014. ... Laki-laki, Mari bahas tentang lelaki, ada yang baik hati Namun ada yang tak tahu diri, Lelaki sejati itu mapan karena masa depan jadi tujuan, Tidak meng-habiskan waktu untuk perkara yang sia-sia. Dia persiapkan diri lalu datangi wali, Bukan berkoar kesana kemari merayu putri orang. Lelaki tahu diri menjaga hati dengan menjaga lisan, tak suka menebar janji dan berlaku berlebihan. Lelaki sejati datang dengan amunisi, menyakinkan calon mertua, Bukan datang dengan tangan kosong dan omong kosong belaka. Lelaki serius paham salah satu ciri dewasa adalah bisa meyakinkan wali, bila dia belum mampu maka dia mundur dan kembali men-dewasa-kan dirinya. Lelaki sejati takkan umbar janji, tak buat janji yang sulit ditepati, karena dia mengerti bakal bekaskan luka dan sakit di hati, yang pasti sulit diobati. Dia siapkan diri baru datangi wali, bukan melamar baru bersiap diri. Lelaki terencana tahu ...

Balada Wanita

Dengan Menyebut Nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang... Semarang, 01-06-2014 Dalam perenungan panjang, membuat saya mengambil 'ibrah dan kesimpulan sendiri terhadap kenyataan itu.  Beberapa pekan lalu saya bersama paman dan bibi serta dua putranya singgah di sebuah rumah, baru saja kami sampai di halaman rumahnya kami disambut hangat oleh sang empunya rumah, sepasang kakek nenek, yang langsung menggendong cucunya. Menciuminya berulang-ulang. Si sulung dua tahun itu  dibopong kakek, dan adiknya terlelap di gendong neneknya.  Ada gurat bahagia terpancar dari wajah keduanya, sudah setahun cucu-cucunya tak pulang. Kali ini, rasanya tak ada alasan untuk tidak memeluknya lebih lama. Saya sendiri baru pertama kali singgah di rumah itu, rumah besar bergaya joglo, rumah budaya di pedalaman Gunung Kidul. Saat kami sampai pukul 00.00 WIB, tak ada suara lain kecuali tokek dan dua orang kakek nenek itu yang mencandai cucunya. Lepas. “Mbah tinggal berdua sa...