Because of You. :)
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan mati-ku hanyalah untuk Alloh, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An’am: 162)
Paling tidak, itulah ikrar yang sangat familiar dan
berulang kali kita ucapkan. Segala aktivitas yang kita kerjakan, segala
pemberian yang kita lakukan, segala kesibukan yang kita tekuni, hanyalah untuk
Alloh, Rabbi Izzati.
Maka, renungi
sejenak ketika kita melakukan ibadah tetapi motifnya tak lagi karena Alloh.
Betapa banyak saat ini yang mengerjakan shalat dhuha, shalat tahajud, shalat
jamaah, tetapi hal itu dikerjakannya bukan karena taat kepada Alloh, bukan
karena ingin menggapai ridhaNya, bukan karena mengharap surga, tapi dorongan
utamanya lebih karena mengharap balasan dunia. Shalat dhuha karena ingin kaya.
Suka sedekah agar uang berlipat ganda. Rela mencampakkan kenikmatan akhirat
demi bisa menggenggam keberlimpahan di dunia yang hanya sebentar saja.
Kita mengingat,
betapa besar pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dulu.
Saat Ibrahim diminta untuk memenggal kepala Ismail, apa yang beliau lakukan?
Motivasinya hanya satu, yakni menaati perintah Alloh. Beliau ingin membuktikan
bahwa tak ada satu pun di dunia ini yang mampu membuat cintanya pada Alloh
terkalahkan.
Maka saudaraku yang seiman, betapa malunya
kita di zaman ini, dimana aktivitas yang seharusnya bernilai kemuliaan abadi,
justru dengan mudahnya kita tukarkan demi recehan materi. Padahal Alloh sama sekali tak menerima amalan yang tak
dikerjakan secara ikhlas. Sungguh, Alloh tidak memerlukan sedekah yang
dikeluarkan tanpa keikhlasan, meskipun jumlah yang sangat banyak. Sesungguhnya,
amal shaleh yang diterima Alloh hanyalah amal-amal yang dikerjakan dengan
ikhlas dan benar. Bukankah ada tiga golongan yang pertama-tama akan dimasukkan
oleh Alloh kedalam neraka. Ternyata salah satunya adalah orang yang bersedekah
karena ingin dikenal sebagai dermawan. Abu Hurairah Radiyallohu ‘anhu sempat
pingsan tiga kali saat meriwayatkan hadist ini karena besarnya rasa takut.
Berharap dengan
sedekah yang kita lakukan itu baik. Tetapi harapan yang mulia. Berharaplah
balasan yang terbaik di akhirat berupa surgaNya dan perjumpaan dengannya.
Janganlah bersedekahkarena berharap
mendapat lebih dan berlipat ganda di dunia ini, sebagaimana yang Alloh Ta’ala
peringatkan dalam Alquran, “Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud)
memperoleh (balasan) yang lebih banyak.” (QS. Al-Muddatsir :6). Sedekah yang
kita keluarkan secara ikhlas, kelak akan menjadi tameng dari api neraka.
Apakah
kenikmatan surga dan ridha Alloh tak lagi menggiurkan bagi kita, sehingga saat
sedekah kita hanya berharap harta kita berlipat ganda? Tiap tahajjud hanya agar
keinginan kita terwujud? Kita berdhuha hanya agar dunia kita dicukupi-Nya? Jika
seluruh ibadah kita hanya demi dunia, lalu bekal apa yang akan kita bawa menuju
keabadian? Padahal sungguh, dunia ini singkat, kenikmatannya juga singkat. Maka
jangan jadikan ia sebagai tujuan utama hidup. Kita lebih butuh bekal untuk
keabadian.
Maka, saudara seimanku. Mari bersama kita
belajar memaknai segala aktivitas kita dengan motif utama menggapai cinta
Alloh. Sedekah kita kerana Alloh, sholat kita, puasa kita, zakat kita, umroh
kita, dan segala macam ibadah
kita lainnya semuanya kita lakukan dalam rangka menggapai keridhaan
Alloh.
Silahkan
berharap dan meminta, karena doa kita pada Alloh adalah salah satu bentuk
ketaatan kita pada-Nya. Dia yang menyuruh kita untuk meminta dan Dia pula yang
berjanji akan mengabulkannya. Kita memohon kepada Alloh karena kita tahu, bahwa
tak ada Zat lain yang mengabulkan harapan dan cita-cita kita selain Alloh SWT.
With love J
Farinda
Komentar
Posting Komentar