Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2014

Diam itu Emas~

Peribahasa "diam itu emas" tidak hanya dikenal di negara kita atau di Inggris. Beberapa waktu yang lalu, ketika abah saya berkunjung ke Maroko untuk menghadiri suatu diskusi keagamaan, peribahasa tersebut beliau dengar juga: "Diam itu emas dan bicara itu perak" Tanpa menelusuri dari mana asal-muasal peribahasa tersebut, yang jelas, makna dan arah yang ditujunya sejalan dengan tuntunan agama. Sekian banyak petunjuk agama yang mendorong agar seseorang selalu menimbang-nimbang segala apa yang diucapkannya, karena seperti peringatan Al-Quran: Tidak ada suatu ucapan yang diucapkan seseorang melainkan ada di dekat (pengucap)-nya (malaikat) pengawas yang selalu hadir (mencatat ucapan-ucapan tersebut) . (QS. 50: 18) "Pembicaraan" dalam bahasa Al-Quran dinamai kalam. Dari akar kata yang sama dibentuk pula kata yang berarti "luka"agar menjadi peringatan bahwa kalam juga dapat melukai. Bahkan, luka yang diakibatkan oleh lidah bisa lebih parah daripada ya...

Maryam,

Maryam malu jika berbicara tentang cinta Malu dan teramat malu. Itu karena dia tidak mempunyai apa-apa yang bisa dia banggakan dihadapan siapapun. Dia malu, sungguh teramat malu, entah ketika dia dicinta maupun mencinta. Dia hanya memenuhi hatinya dengan sepenuh rindu dan harapakan rindu dan cintanya kepada Tuhan.

Warisan Ruhani,

RABIAH AL-ADAWIYAH Suatu ketika Rabiah Al-Adawiyah berlari-lari ke pasar sembari menggenggam sebilah obor menyala-nyala di tangan kanannya dan seember air di tangan kirinya. Orang-orang keheranan. ‘Hai Rabiah, apa yang akan kau lakukan?’ Rabiah menjawab, ‘Dengan api ini, ingin kubakar surga dan dengan air ini, ingin kupadamkan   neraka, supaya orang tidak lagi menyembah Tuhan karena takut akan neraka atau karena mendambakan surga. Aku ingin setelah ini hamba-hamba Tuhan akan menyembah-Nya hanya karena cinta.’ Rabiah menyentak kesadaran kita bahwa ibadah bukanlah sekedar kewajiban atau karena takut terhadap siksa akhirat, melainkan wahana untuk menumbuhkan kemuliaan jiwa dan kebahagiaan manusia sebagai hamba Alloh. Baginya, setiap ibadah menjadi ekspresi cinta dan kerinduan spiritual sang hamba pada Penciptanya. Hanya dengan cinta ibadah menjadi mudah. Kepatuhan menjadi kerinduan. Ketaatan menjadi dambaan.  Subhanalloh Indahnya,  Indah saat kita beribadah hany...

Menjadi Bidadari Dunia dan Akhirat. :)

Pernahkah terlintas dalam hatimu ya ukhti, saudariku muslimah, untuk menjadi bidadari di dunia dan di akhirat nanti? Pernahkah kau membayangkan betapa cantik dan anggunnya dia, menjadi incaran dan simpanan hamba-hamba Alloh yang shalih dan bertaqwa? Pernahkah engkau mengangankannya? Pernahkah engkau mengimpikannya? Tidakkah hatimu tergerak untuk segera meraihnya?  Ketahuilah ukhti, Sesungguhnya bidadari dunia adalah dia para wanita yang shalihah, memurnikan ibadah hanya untuk-Nya semata, hatinya selalu takut dan terikat dengan Rabb-Nya, mentaati-Nya dalam keadaan sendiri ataupun dihadapan banyak manusia. Sosok yang merindukan keridhaan Alloh dan Rasul-Nya. Dia yang selalu terbayang dalam pelupuk matanya surga yang Alloh janjikan kepadanya yang menantinya dari pintu manapun dia suka, dia bisa memasukinya. Hatinya selalu menimbang dengan timbangan akhirat sehingga segala urusan dunia yang bertentangan dengan syariat Alloh dan Rasul-Nya akan mudah dia singkirkan dan ti...

Serasa bukan serasi...

Kisah Cinta Suci 'Ali dan Fathimah, Putri Rasululloh SAW Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah Al-Zahra.. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumk...

Biarkan,

Gambar
Biarkan  'cinta dalam diammu'  itu menjadi memori tersendiri di sudut hati terdalammu & menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik Hatimu. Yang namanya cinta itu gak mesti diumbar, karena nanti malah bisa jadi hambar pada saat kehalalannya terjamin. Cukup disimpan rapih. Serapih (atau berusaha serapih) perasaan Fatimah ke Ali yg bahkan setanpun tak tau bahwa ia memendam perasaan itu. Karena diammu memuliakan kesucian diri & hatimu...
Hukum JATUH CINTA tetap sama.. "Cinta sejati tak pernah bertepuk sebelah tangan" Seperti firman ALLAH, "Ingatlah Aku, maka Aku pun akan ingat kepadamu"   (Al-Baqarah 152)
Hidup saya lumayan tenang sebab saya tidak pernah merisaukan apa yang dipikirkan orang tentang diri saya. Buat apa? Toh saya tidak hidup di dalam pikiran mereka. Bukannya bermaksud masabodoh atau meremehkan pendapat orang lain. Dengan senang hati saya akan membuka hati dan diri saya kepada siapa saja yang ingin menanyakan ihwal diri saya, kehidupan saya, masa lalu, dan segala sikap dan tindakan saya, selama itu ada faedahnya bagi si lawan bicara. Otherwise, I will simply clam up and cherish my blissful nonchalance.