La Tahzan, Innallaha ma'anaa.

Hidup bukan untuk disesali, bukan untuk ditangisi, bukan untuk disedihkan. Hidup adalah perjuangan untuk terus bangkit dari kegagalan dan kejatuhan. Dan orang yang berada di puncak, adalah mereka yang sanggup mengelola jiwanya hingga kesedihan, kecemasan, kegalauan, berlutut menyerah tak berdaya.

Sulitnya hidup terkadang merupakan jalan dari Tuhan untuk mengasah potensi yang ada dalam diri manusia.

Bukankah untuk menjadi pedang yang tajam sepotong besi harus rela dibakar dan dipukul berkali kali? Bukankah untuk menghasilkan mutiara seekor kerang harus rela menahan sakit yang berkepanjangan oleh karena pasir yang mengendap di tubuhnya.
Bukankah untuk menjadi rajawali seekor elang harus rela menjalani proses transformasi yang sangat menyakitkan selama berbulan-bulan? Bukankah untuk menjadi kupu kupu yang indah seekor ulat harus rela menjalani proses menjadi kepompong yang menyiksa?

Satu yang harus kita ingat, bahwa kesulitan yang justru membuatmu dekat dengan Tuhan, hakikatnya adalah anugerah. Dan kemudahan yang malah membuatmu jauh dari Tuhan, hakikatnya adalah petaka.

Satu hal lagi, pastikan kuncinya sabar, sabar melalui setiap tahap-an proses pendewasaan diri. janji Alloh, man shabara zhafira. Yakinkan hati bahwa Alloh, Tuhan kita, tak pernah meninggalkan kita. Allah selalu bersama kita. :)

Dont cry, Alloh loves you, guys :-)
With love
Farinda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTARA CINTA, SAHABAT, dan KAMUFLASE KEHIDUPAN...

at the End of September Harmony

Manusia Millenia